WikiFilsafat: Menulis dan Olah Pikir Rasional

Mengapa manusia berfilsafat? Inilah pertanyaan mendasar yang melandasi manusia memikirkan filsafat. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu rasa kagum, keraguan, dan kesadaran akan keterbatasan diri. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu dan kepastian dimulai dari rasa ragu, sedangkan filsafat dimulai dari keduanya. Filsafat memang sering dilihat sebagai sebuah wilayah atau bidang studi yang dianggap berat. Asumsi tersebut tidak salah. Pasalnya, sejak dahulu para pemikir, filsuf, dan agamawan berdebat secara filsafat mengenai berbagai persoalan kehidupan: tentang kebenaran, norma, etika, alam, dan manusia. Seseorang harus mengerahkan energi yang tidak sedikit dalam berpikir filosofis untuk sampai ke sebuah gagasan, kesimpulan, dan makna. Perenungan menjadi kegiatan utama dari proses berfilsafat itu. Hal lain yang tidak kalah menarik adalah bahasan mengenai etika.
Banyak di antara pembaca filsafat selama ini hanya mengetahui bidang filsafat, seperti ontologi atau epistemologi saja. Begitu pula dalam Wikipedia bahasa Indonesia. Sebagian besar tulisan-tulisan mengenai filsafat hanya berkutat mengenai konsep “idea”-nya Plato, materialisme historis dari Karl Marx, eksistensialisme dari Friedrich Nietzsche, rasionalitas dari Rene Descartes, atau dalam Islam terkait ontologi ketuhanan. Tidak banyak anak muda dan sukarelawan Wikipedia bahasa Indonesia yang tertarik menulis tentang filsafat. Padahal, saat ini informasi bisa didapatkan dengan mencarinya di internet.
Berangkat dari hal tersebut, kegiatan WikiFilsafat dilakukan untuk menuliskan artikel “alam baru filsafat”, alam yang jarang diketahui oleh sebagian penggemar filsafat, yaitu etika, estetika, bahkan cinta. Ada 20 artikel yang dihasilkan melalui kegiatan ini, yaitu: (1) Akal dan cinta, (2) Cinta kasih dalam Hindu, (3) Cinta kasih dalam Kekristenan, (4) Dua dimensi manusia, (5) Dunia yang rasional, (6) Estetika agama, (7) Filsafat berkesudahan, (8) Filsafat dan cinta, (9) Ginonjing, (10) Gugatan atas peran agama, (11) Keadilan dalam Islam, (12) Abul Kalam Azad, (13) Penciptaan dari tiada, (14) Perenialisme agama, (15) Pragmatisme di Amerika Serikat, (16) Requiem aeternam deo, (17) Satu Tuhan banyak sebutan, (18) Teologi pembebasan dalam Islam, (19) Teori formula, dan (20) Waktu dalam Sabda Zarathustra.
Melalui artikel-artikel tersebut, kami berharap agar para pembaca, penggiat filsafat, dan orang awam sekalipun memperoleh manfaat dengan bahasan-bahasan yang kami angkat. Hal ini disebabkan filsafat merupakan kebutuhan manusia untuk memenuhi rasa ingin tahu dan mendapatkan manfaat dari hidup dan kehidupannya. Berfilsafat memang sebuah pilihan dan menurut kami harus ada sukarelawan yang memberikan pilihan kepada filsafat untuk mewakili generasi yang gemar mencari makna.
Keterangan gambar: Faith oleh Hernán Piñera dilisensikan dengan CC BY-SA 2.0.