Menilik dua tahun ke belakang, ada beberapa perubahan dari pola hidup kita yang disebabkan pandemi COVID-19. Mulai dari cara masyarakat kita menyikapi uang, memilah fakta di antara banjir informasi hingga kesehatan mental yang kerap terabaikan. Sayangnya, sumber bacaan mengenai topik ini belum banyak tersedia secara bebas di internet.
Wikimedia Indonesia menghadirkan Proyek Jatayu sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas artikel-artikel mengenai perubahan akibat pandemi di Wikipedia bahasa Indonesia. Proyek ini merupakan sebuah kompetisi menulis yang diselenggarakan selama lima bulan dengan lima topik yang berbeda. Selama Proyek Jatayu berlangsung, sebanyak 46 peserta bersama-sama mengembangkan lebih dari 1.900 artikel di Wikipedia bahasa Indonesia.
Berikut perjuangan dari Syahramadan dengan artikel utama Rifa’ah Al-Tahtawi dan Hrara dengan artikel utama Slow Food selama mengikuti kompetisi ini.
Sekitar pekan ketiga November 2021, saya membuka Wikipedia bahasa Indonesia untuk mencari artikel sebagai bahan bacaan. Kemudian, saya menjumpai semacam iklan untuk mengikuti Proyek Jatayu. Saya cukup terkejut karena hadiahnya adalah MacBook. Tanpa berpikir lama, saya langsung memutuskan ikut, apalagi saya punya pengalaman dalam mengikuti Proyek Respati.
Syahramadan – Pemenang pertama Proyek Jatayu
Namun, bukan berarti proses menulis artikel-artikelnya tidak terkendala. Saya sering menerjemahkan atau mengembangkan artikel di warnet karena ponsel saya kurang mumpuni. Suasana warnet yang riuh dan adanya sistem pembayaran di warnet yang membuat komputer mati ketika waktunya habis membuat saya tergesa-gesa dan tidak fokus dalam mengerjakan artikel. Semua hal ini terjadi karena keterbatasan ekonomi. Saya tidak punya laptop untuk menulis artikel secara layak.
Hal tersebut membuat panitia sering memberi poin-poin revisi yang sangat banyak sehingga setiap kali melihatnya saya ingin menyerah untuk mengikuti proyek ini. Terlebih lagi saat itu peserta lain sangat dominan dan selalu juara dalam tantangan bulanannya. Saya sangat tidak percaya diri. Akan tetapi, saya memutuskan harus mengikuti proyek ini sampai akhir sebagaimana saya memulainya.
Cerita dari Hrara juga tidak kalah menarik. Ia baru pertama kali menulis di Wikipedia dan banyak belajar mengenai cara membuat artikel terjemahan yang baik.
Masih ingat betul akhir November tahun lalu ada poster Proyek Jatayu yang berseliweran di lini masa. “Menulisnya di Wikipedia?” dahi saya langsung mengernyit. Saya mungkin sama seperti banyak awam di luar sana yang tahu Wikipedia hanya sebatas lumbung definisi daring. Tidak tahu kalau sebetulnya siapa saja bisa berkontribusi di sana dengan cara menyunting artikel lama atau menulis artikel baru. Seratus persen karena ini saya jadi penasaran bagaimana cara menulis di Wikipedia.
Selama proyek berlangsung, ternyata seru sekali. Kita diajak untuk membuat tulisan berbeda setiap bulannya, berperspektif netral, dan menghindari kata-kata yang bersayap. Di proyek ini pula saya belajar seluk-beluk penerjemahan. Bisa bicara dan menulis bahasa Inggris ternyata belum cukup menjadikanmu penerjemah yang andal. Butuh kegigihan untuk belajar idiom baru, metafora yang sulit, dan memastikan hasil terjemahan tidak literal. Saya bahkan pernah mengulang artikel sepanjang 60.000 karakter karena fitur terjemahan Wikipedia (content translation) yang macet berhari-hari.
Saya percaya bahwa keberhasilan saya ini terwujud berkat jasa panitia yang dengan sabar memandu kami semua untuk selalu progresif dalam menulis. Saya belajar banyak.
Hrara – Pemenang Ketiga Proyek Jatayu
Kami berharap cerita peserta tersebut dapat membuat kawan-kawan semakin semangat untuk ikut serta pada kompetisi yang diadakan Wikimedia Indonesia. Kami akan menyuguhkan berbagai kompetisi dan tantangan menarik di proyek-proyek Wikimedia lainnya. Kontribusi Anda akan memberikan dampak positif untuk masyarakat umum. Salam bebaskan pengetahuan!