WikiSejarah: “Membongkar” Arsip Lama untuk Pengembangan Konten

WikiSejarah: “Membongkar” Arsip Lama untuk Pengembangan Konten

Wikimedia Indonesia telah merampungkan rangkaian kegiatan WikiSejarah. WikiSejarah adalah kegiatan daring yang bertujuan membuka akses koleksi digital bertema Indonesia dengan meletakkannya ke dalam proyek Wikimedia. Inisiasi ini dimulai oleh Wikimedia Nederland yang mengajak Wikimedia Indonesia berpartisipasi untuk memperingati Bulan Sejarah.

Kegiatan WikiSejarah berlangsung selama empat bulan, mulai dari Agustus hingga November 2020. Selama periode tersebut, kami melaksanakan empat subkegiatan: (1) meminta pembukaan akses terhadap foto-foto Bukittinggi, Batavia, dan Yogyakarta dari Universitas Leiden, (2) maraton data terstruktur di Wikimedia Commons, (3) tantangan menulis artikel baru di Wikipedia bahasa Indonesia dengan tema sejarah Indonesia, dan (4) kampanye untuk mengajak sukarelawan Wikimedia memasukkan foto-foto ke dalam artikel Wikipedia (kampanye Wikipedia Pages Wanting Photos. Dikenal dengan kampanye WPWP).

Beberapa lembaga dari Belanda ikut serta di dalam kegiatan WikiSejarah. Sebagai contoh, Perpustakaan Universitas Leiden melalui Akademi Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda membuka akses terhadap 141 foto-foto Bukittinggi, Batavia, dan Yogyakarta tempo dulu. Menurut pengamatan kami, tanggal pengambilan foto-foto tersebut berkisar antara tahun 1850-an hingga 1920-an. Nationaal Museum van Wereldculturen juga membuka akses terhadap 377 foto yang mereka miliki.  Sebagian besar adalah foto-foto Indonesia pascakemerdekaan. Tak ingin kalah “bersaing”, Netherlands Institute for Sound and Vision dan Kennisland, melalui proyek Open Images, merilis video dengan tajuk film propaganda Jepang. Tentunya video-video tersebut sudah masuk ke dalam domain publik sehingga siapa saja boleh menggunakannya tanpa perlu meminta izin.

Bagi pencinta foto-foto lawas, ini adalah kesempatan Anda untuk menggunakan foto dan video dari lembaga-lembaga tersebut. Sebagian konten dirilis dalam lisensi Creative Commons (bagaimana menggunakan media yang dirilis ke dalam lisensi ini?), dan sebagian lagi sudah masuk ke dalam domain publik

Lalu, apa langkah selanjutnya? Apakah upaya ini sudah cukup?

Tentu tidak. Koleksi yang sudah dibuka aksesnya sepatutnya digunakan dalam proyek-proyek Wikimedia agar kebergunaannya meningkat. Untuk mencapai hal ini, kami mengadakan sebuah maraton data terstruktur di Wikimedia Commons. Kegiatan ini hanya berpusat pada penambahan takarir (caption) dan atribut Wikidata P180 (tentang penggambaran) ke dalam foto-foto Nationaal Museum van Wereldculturen. Proses penambahan data ini menggunakan perkakas bernama ISA. Dalam prosesnya, lebih dari 10 kontributor berpartisipasi dan menambahkan takarir dalam 17 bahasa. Total kontribusi peserta yang tercatat selama sebulan adalah 12.244 kontribusi.

Kami juga mengadakan tantangan membuat artikel baru di Wikipedia bahasa Indonesia dengan nama Bulan Sejarah Indonesia 2.0. Versi pertama Bulan Sejarah Indonesia sudah diadakan pada tahun 2017 yang lalu. Kali ini, enam peserta berpartisipasi di Bulan Sejarah Indonesia 2.0 dan menghasilkan 27 artikel bertopik sejarah Indonesia.

Wikipedia bahasa Indonesia menjadi sasaran utama peserta Kampanye WPWP #WikiSejarah dalam menambahkan foto-foto ke dalam artikel.

 

Terakhir, kami mengadakan kampanye WPWP #WikiSejarah. Tujuan dari kegiatan ini adalah menambahkan media dari Wikimedia Commons ke dalam halaman proyek Wikimedia lain, seperti Wikipedia. Sederhana, tetapi cukup menantang. Peserta diminta untuk teliti dan memperhatikan agar penambahan foto-foto pilihan tidak mengurangi kualitas artikel di proyek Wikimedia tujuan. Selama 20 hari, enam peserta berpartisipasi dan menyunting 195 halaman di seluruh proyek Wikimedia. Tiga dari mereka mendapatkan hadiah dan bingkisan dari Wikimedia Indonesia.

Inilah sekelumit cerita di balik pelaksanaan WikiSejarah. Dari kegiatan ini, kami semakin sadar bahwa upaya lembaga Galeri, Perpustakaan, Arsip dan Museum (Galleries, Libraries, Archives, and Museums. Dikenal dengan GLAM) yang membuka akses ke proyek terbuka, seperti Wikimedia Commons, tidak akan sia-sia. Dengan kerja sama yang baik dari berbagai mitra dan lembaga GLAM, serta dukungan dari sukarelawan yang hebat, koleksi tersebut akan terus bermanfaat untuk pengetahuan terbuka di masa depan. Anak cucu kita akan mengetahui bahwa ayahnya, ibunya, kakaknya, pernah berpartisipasi dalam pengetahuan terbuka.

Bagaimana dengan Anda?


Keterangan gambar: Collectie NMvWereldculturen, 7082-nf-1167, Ansichtkaart- Oranje Hotel in Surabaya, 1937, koleksi National Museum of World Cultures yang sudah masuk ke dalam domain publik.