Penulis: Yasanto Lase

Apakah Bahasa Nias Bisa Punah?

Bahasa Nias, sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia, sudah bergabung dalam Proyek-Proyek Wikimedia dalam bentuk Wikipedia dan Wiktionary bahasa Nias. Semangat merevitalisasi bahasa tersebut tidak hanya dilakukan oleh Komunitas Wiki Nias saja, tetapi juga oleh beberapa komunitas lain yang memiliki tujuan yang sama dalam melestarikan bahasa ibu dengan caranya masing-masing. Aktivitas Komunitas Wiki Nias mengalami pertumbuhan yang pesat bila dilihat dari pertumbuhan data entri di Wiktionary Nias dan artikel di Wikipedia Nias. Meski demikian, para kontributor yang aktif di Wikipedia dan Wiktionary Nias membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dukungan dalam bentuk keterlibatan langsung menjadi kontributor baru di Komunitas Wiki Nias. 

Dalam beberapa pertemuan yang masih dilaksanakan secara daring oleh Komunitas Nias, terucap betapa senangnya anggota komunitas mendengar bahwa Wikimedia Indonesia telah resmi menerima bahasa Nias sebagai salah satu bahasa daerah yang didukungnya. Pernyataan ini seketika menjadi semangat yang mendorong kami untuk terus melestarikan bahasa Nias. Namun, di sisi lain, sedikit sekali orang yang terpanggil untuk langsung menjadi kontributor di Wikipedia dan Wiktionary Nias. 

Mencintai bahasa Nias sebagai bahasa ibu merupakan naluri yang terbawa sejak mulai mengucapkan kata demi kata pada masa kanak-kanak. Namun, setelah dewasa dan berdiaspora, bahasa Nias tidak lagi menjadi bahasa utama dalam keseharian. Tidak sedikit penutur jati yang hampir lupa berbahasa Nias. Untungnya, ketika kembali dari tempat yang jauh dan bertemu kembali sesama penutur bahasa Nias, mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali leluasa berbahasa Nias. Hal yang menjadi persoalan serius adalah mereka yang berdiaspora tidak berada di satu wilayah yang sama sehingga bahasa Nias suatu waktu akan hilang di tengah kerumunan penutur-penutur bahasa lain. Artinya, bahasa Nias tidak memiliki tempat untuk dipertuturkan oleh penutur-penutur jati yang terpencar-pencar. 

Sebagai salah seorang kontributor di Wikipedia dan Wiktionary Nias, saya sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk merekam secara digital bahasa Nias pada platform yang disediakan oleh Wikimedia. Saat ini, banyak orang belum memahami manfaat platform Wikimedia untuk bahasa Nias. Imbasnya, potensi punahnya sebuah bahasa yang penuturnya mengalami penurunan jumlah bukan masalah serius bagi sebagian besar masyarakat penutur bahasa Nias. Sosialisasi merupakan solusi dalam mendukung berkembangnya Komunitas Wiki Nias. Harapannya, banyak orang yang akan bergabung dan berkontribusi di proyek Wikipedia Nias, Wikitionary Nias, dan Wikibuku Nias yang masih berada di Incubator.

Untuk mendukung gerakan pelestarian bahasa Nias, menurut saya, perlu adanya sinergisitas antara Komunitas Wiki Nias dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah. Misalnya, kepala daerah bisa merumuskan sebuah peraturan daerah tentang penggunaan bahasa Nias di acara-acara tertentu dan waktu tertentu sebagai kearifan lokal. Hal ini bisa memberi semangat kepada masyarakat tentang pentingnya berbahasa Nias. Peraturan tersebut memang tidak serta merta akan meningkatkan keinginan masyarakat untuk menggunakan bahasa Nias. Namun, dengan menjadikannya sebuah peraturan akan memberi nilai lebih bagi para penutur untuk terdorong menggunakan bahasa Nias. 

Kendala tidak hanya tentang komunikasi dalam bahasa Nias, tetapi juga tentang penulisan yang salah. Aksara “Ö” dan “Ŵ” seringkali mengalami kesalahan dalam penulisan, baik pada beberapa papan penunjuk jalan, penulisan lirik lagu, dan status di media sosial. Kesalahan penulisan ini bisa menular kepada generasi berikutnya. Dengan adanya proyek Wiki bahasa Nias, setidaknya dokumentasi atau entri kosakata menyediakan informasi terkait penulisan dan pengucapan yang benar. Setelah dokumentasi sudah dianggap cukup, tahap berikutnya adalah standardisasi. Harapan kami bahasa Nias di proyek Wiki Nias memiliki struktur kata dan tata bahasa yang baku. Hal ini bukan pekerjaan yang sederhana, tetapi bukan hal yang tidak bisa dilakukan ketika para penutur terpanggil menjadi bagian dalam pelestarian bahasa daerah ini. Baca selanjutnya

Apakah Bahasa Nias Bisa Punah? (bagian 2)

Mengajak para penutur dalam berkontribusi di dalam kegiatan Komunitas Wiki Nias selalu terbentur dengan waktu dan manfaat langsung kepada calon kontributor. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh komunitas di bawah koordinasi Wikimedia Indonesia tidak membawa hasil yang signifikan. Meski demikian, para kontributor aktif di Komunitas Wiki Nias masih sangat antusias apalagi Komunitas Wiki Nias terdaftar sebagai komunitas yang didukung Wikimedia Indonesia untuk  melakukan pertemuan rutin setiap bulan. Kegiatan tersebut sangat membantu kontributor dalam membahas progres kegiatan di Komunitas Wiki Nias. 

Bila bertanya, “apakah bahasa Nias bisa punah?” Jawabannya sangat jelas, yaitu “ya”, sangat berpotensi untuk punah. Berikutnya, “apakah hanya melalui platform proyek Wikimedia, bahasa Nias bisa terselamatkan dari kepunahan?” Dari pertanyaan tersebut, sebagai kontributor Wikipedia Nias, saya menjawab “bukan satu-satunya, tetapi satu dari sekian banyak cara dalam menjaga suatu bahasa tidak punah”. Selanjutnya, “apakah cara lain sudah maksimal?” Semuanya belum sampai pada titik maksimal. Komunitas Wiki Nias pun belum maksimal. Tentu, tantangan ini juga terjadi di komunitas bahasa lain. 

Kami di Komunitas Wiki Nias berjuang bagaimana mendokumentasikan berbagai hal tentang Nias, mulai dari entri kosakata Nias di Wiktionary Nias, artikel tentang Nias di Wikipedia Nias, hingga buku di Wikibuku Nias seperti “Sura Ni’amoni’ö”. Di tempat lain, ada banyak cara yang sudah dilakukan seperti menggelar festival bernyanyi dalam bahasa Nias dan melakukan webinar tentang bahasa Nias. Semua upaya ini bertujuan agar bahasa ini tetap eksis. 

Hanya saja, saya sebagai putra asli Nias yang berdiaspora hampir 20 tahun dan tidak berada di tempat bahasa Nias dituturkan miris ketika mengikuti berbagai kegiatan yang membahas bahasa Nias. Baik kata pengantar kegiatan maupun komunikasi selama acara berlangsung hampir tidak menggunakan bahasa Nias. Karena itu, saya berpikir bahwa jangan-jangan kami sedang membahas sesuatu yang akan segera berakhir. Bahkan dalam penuturan dari beberapa rekan di satu komunitas, ketika mereka berkesempatan pulang kampung atau berkunjung ke tempat asal bahasa ini, hampir seluruh bahasa pengantar di kampung halaman menjadi bahasa Indonesia. Apakah ini sebagai pertanda punahnya bahasa Nias? 

Harapan kami, melalui proyek wiki, kepunahan bahasa Nias bisa diperlambat. Selain itu, peran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menyelaraskan setiap kegiatan sebagai kearifan lokal. Majunya Komunitas Wiki Nias tentu bergantung pada peran kontributor yang makin aktif. Berapa jumlah orang yang aktif? Tidak ada batasannya, tetapi ukuran yang sesungguhnya bisa dilihat adalah berapa banyaknya suntingan kontributor di proyek wiki.

Artikel ini merupakan curhatan hati saya sebagai narahubung Komunitas Wiki Nias yang bermimpi artikel berbahasa Nias dibaca oleh khalayak, minimal satu artikel setiap harinya.

Berkontribusi untuk Bahasa Nias: Sebuah Perenungan

Kegiatan menyunting di Wikipedia maupun di proyek Wikimedia lainnya adalah kegiatan rutin kontributor sepanjang ada materi dan kuota internet. Bagi komunitas bahasa Nias yang baru berkembang, langkah awal adalah melakukan kegiatan dokumentasi dengan memasukkan kosakata di Wiktionary Nias dan membuat artikel di Wikipedia Nias. Langkah selanjutnya adalah membuat standardisasi penulisan kosakata serapan dan penciptaan kosakata baru. Langkah terakhir adalah promosi. Hal ini tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat, apalagi dengan jumlah kontributor yang sedikit. 

Bagi saya, yang terhitung baru dalam komunitas bahasa Nias, sangat sulit mengajak teman-teman penutur bahasa yang sama untuk menyunting di proyek-proyek Wikimedia. Penutur bahasa Nias sudah semakin berkurang, baik yang ada di Kepulauan Nias maupun wilayah lainnya. Sebagai penutur bahasa Nias yang ada di perantauan, saya merasa miris ketika menyapa sesama orang Nias dalam bahasa Nias, tetapi mereka menjawab dalam bahasa Indonesia. Hingga saat ini, saya belum menemukan alasan yang membuat orang enggan menggunakan bahasa ibunya. Bahkan di acara-acara resmi seperti acara adat, sebagian besar orang menggunakan bahasa Indonesia. 

Wikimedia Indonesia beberapa kali mengadakan WikiLatih bagi komunitas bahasa Nias. Peserta terlihat ramai pada pertemuan pertama. Sayangnya, peserta kemudian hilang satu per satu pada pertemuan selanjutnya. Bahkan, dalam salah satu WikiLatih tersebut, peserta yang bertahan hingga akhir hanya saya sendiri. Kami pun melakukan evaluasi. Apakah masalah tersebut dipengaruhi oleh waktu pelaksanaan acara sehingga perlu menyesuaikan dengan waktu yang pas bagi peserta? Sayangnya, setelah penyesuaian waktu diterapkan pada WikiLatih selanjutnya, jumlah peserta tetap berkurang.

Kesempatan baik dari proyek Wikipedia dan Wiktionary Nias yaitu memberi ruang kepada penutur bahasa Nias untuk bergabung. Saya berharap kepada sesama penutur bahasa Nias di belahan dunia manapun untuk terus bergandengan tangan dalam mengembangkan bahasa Nias. Marilah kita cintai bahasa ibu ini. Sisihkan waktu dan tenaga untuk menyukseskan Wikipedia dan Wiktionary bahasa Nias agar sejajar dengan bahasa-bahasa lain di dunia. 

Keterangan foto: Halaman muka Wikipedia bahasa Nias