Pada masa kolonial, Salatiga penuh dinamika karena Pemerintah Hindia-Belanda seakan-akan tak mau berhenti menatanya. Wilayah ini ditetapkan sebagai stadsgemeente* oleh Gubernur Jenderal Johan Paul van Limburg Stirum melalui Staatsblad** No. 266 pada tanggal 25 Juni 1917. Status Salatiga kemudian meningkat menjadi gemeente* pada 1926.
Pada hakikatnya, perkembangan Salatiga sejak ditetapkan sebagai gemeente sampai dengan pergantian pendudukan Jepang dapat dikatakan baik. Hal ini disebabkan Salatiga sebagai kota kolonial dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan sarana penunjang, termasuk tempat peribadatan dan militer.
Salatiga memiliki berbagai peninggalan bersejarah, baik yang berupa benda maupun tak benda. Keberadaan bangunan-bangunan bersejarah pun menjadi aset milik pemerintah daerah. Namun, kenyataan yang terjadi, jumlah bangunan bersejarah yang beralih fungsi semakin hari semakin bertambah. Selain itu, permasalahan pokok di Wikipedia bahasa Indonesia sebelum diadakannya kegiatan WikiSalatiga pada Januari 2021 adalah minimnya artikel dan foto-foto yang berkaitan dengan Salatiga. Saat itu, jumlah artikel bertopik Salatiga di Wikipedia bahasa Indonesia sekitar 33 dan hanya ada 9 artikel yang dirintis oleh pengguna lain.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, kegiatan WikiSalatiga dilakukan untuk menambah konten berupa foto-foto terkait Salatiga, khususnya bangunan-bangunan cagar budaya yang berada di Salatiga ke Wikimedia Commons. Foto tersebut nantinya juga berguna untuk proyek Wikimedia lainnya. Beberapa gambar saya peroleh dari situs Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah dan Katalog Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Salatiga ketika saya melakukan penelitian ilmiah.
Ada sekitar 110 gambar yang berhasil diunggah melalui kegiatan ini. Sebagian besar gambar berlisensi domain publik sebagai terbitan pemerintah Indonesia (PD-IDGov). Beberapa foto yang diunggah telah diaplikasikan ke beberapa halaman Wikipedia agar menarik minat pembaca, seperti Gereja Kristen Jawa Salib Putih, Rumah Tinggal Notosoegondo, Gedung Pakuwon, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Tamansari Salatiga, Istana Djoen Eng, Prasasti Plumpungan, Tugu Jam Tamansari, Rumah Tinggal Hasmo Sugijarto dan Kelenteng Hok Tek Bio. Selain itu, kegiatan ini juga berhasil membuat 11 artikel rintisan baru bertopik Salatiga, seperti Gedung Dekranasda Salatiga, Gedung Manege dan Gereja Yesus Sejati Salatiga.
Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi pengguna lain agar mau merintis dan mengembangkan artikel bertopik Salatiga serta meningkatkan kesadaran akan arti penting keberadaan bangunan bersejarah di Kota Salatiga, baik di kalangan masyarakat umum, swasta, maupun aparatur pemerintah. Hal ini disebabkan konsep warisan budaya sangat erat kaitannya dengan konsep identitas, yaitu hubungan antara orang-orang yang hidup pada masa kini dan orang-orang, kelompok, ide-ide, benda atau materi serta peristiwa atau tempat di masa lalu. Selain sebagai bukti adanya hubungan antara masa lalu dan masa kini, warisan (budaya) juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan identitas sejarah kelompok dari semua afiliasi dalam lingkup ruang dan waktu sejarah manusia.
*Stadsgemeente dan Gemeente adalah pembagian administratif wilayah.
**Staatsblad adalah peraturan negara.
Keterangan gambar: WikiSalatiga Karosel oleh Gunarta (WMID) dilisensikan dengan CC BY-SA 4.0.